25 Desember 2009

Merry X-mas........

Selamat Natal ya bagi yang merayakan....Semoga kelahiran Kristus membawa damai dan sukacita. Semoga karena rahmat Natal, Tuhan memampukan kita membagikan damai dan sukaciata kepada semua orang yang kita temui...
Terima kasih telah bersama-sama dalam perjalanan iman ini... Tuhan memberkati selalu...



Baca selengkapnya...

23 Desember 2009

Kasih dari sebuah toko serba ada...(jangan melihat orang dengan penampilannya)

Ada kisah tentang kebaikan dan kasih yang tercecer dari antara perayaan-perayaan Natal. Kisah tentang kasih yang indah ini sayangnya tidak terjadi di gereja, tetapi di sebuah toko serba ada (Dept. Store) di Amerika Serikat.

Pada suatu hari seorang pengemis wanita, yang dikenal dengan sebutan "Bag Lady" (karena segala harta-bendanya termuat dalam sebuah tas yang ia jinjing kemana-mana sambil mengemis), memasuki sebuah Dept. Store yang mewah sekali. Hari-hari itu adalah menjelang hari Natal. Toko itu dihias dengan indah sekali. Semua lantainya dilapisi karpet yang baru dan indah. Meskipun bajunya kotor dan penuh lubang, pengemis ini tanpa ragu-ragu memasuki toko ini. Badannya mungkin sudah tidak mandi berminggu-minggu. Bau badan menyengat hidung.

Ketika itu, ada seorang hamba Tuhan mengikutinya dari belakang. Ia berjaga-jaga, kalau petugas sekuriti toko itu mengusir pengemis ini, sang hamba Tuhan mungkin dapat membela atau membantunya. Wah, tentu pemilik atau pengurus toko mewah ini tidak ingin ada pengemis kotor dan bau mengganggu para pelanggan terhormat yang ada di toko itu. Begitu pikir sang hamba Tuhan.

Tetapi pengemis ini dapat terus masuk ke bagian-bagian dalam toko itu. Tak ada petugas keamanan yang mencegat dan mengusirnya. Aneh ya, padahal, para pelanggan lain berlalu lalang di situ dengan setelan jas atau gaun yang mewah dan mahal. Di tengah toko itu ada piano besar (grand piano) yang dimainkan seorang pianis dengan jas tuksedo, mengiringi para penyanyi yang menyanyikan lagu-lagu Natal dengan gaun yang indah. Pengemis itu kelihatan sangat tidak cocok dengan suasana di toko itu. Ia nampak seperti makhluk aneh di lingkungan yang gemerlapan itu, tetapi sang 'Bag Lady' jalan terus. Sang hamba Tuhan itu juga mengikuti terus dari jarak tertentu.

Rupanya pengemis itu mencari sesuatu di bagian gaun wanita. Ia mendatangi counter paling eksklusif yang memajang gaun-gaun mahal ber-merek (branded items) dengan harga diatas 00 untuk satu gaun. Kalau dikonversi dengan kurs akhir-akhir ini, harganya dalam rupiah pasti lebih dari Rp. 20 juta untuk satu gaun.

Baju-baju yang mahal dan mewah! Apa yang dikerjakan pengemis ini? Sang pelayan bertanya, "Apa yang dapat saya bantu bagi anda?" "Saya ingin mencoba gaun merah muda itu!"

Kalau anda ada di posisi sang pelayan itu, bagaimana respons anda? Wah, kalau pengemis ini mencobanya tentu gaun-gaun mahal itu akan jadi kotor dan bau, dan pelanggan lain yang melihat mungkin akan jijik membeli baju-baju ini setelah dia pakai. Apalagi bau badan orang ini begitu menyengat, tentu akan merusak gaun-gaun itu.

Tetapi mari kita dengarkan apa jawaban sang pelayan toko mewah itu. "Berapa ukuran yang anda perlukan?" "Tidak tahu!" "Baiklah, mari saya ukur dulu."

Pelayan itu mengambil pita meteran, mendekati pengemis itu, mengukur bahu, pinggang, dan panjang badannya. Bau menusuk hidung terhirup ketika ia berdekatan dengan pengemis ini. Ia cuek saja. Ia layani pengemis ini seperti satu-satunya pelanggan terhormat yang mengunjungi counternya.

"OK, saya sudah dapatkan nomor yang pas untuk nyonya! Cobalah yang ini!" Ia memberikan gaun itu untuk dicoba di kamar pas.

"Ah, yang ini kurang cocok untuk saya. Apakah saya boleh mencoba yang lain?" "Oh, tentu!" Pelayan ini menghabiskan waktu kurang lebih dua jam lamanya untuk melayani sang "Bag Lady".

Apakah pengemis ini akhirnya membeli salah satu gaun yang dicobanya? Tentu saja tidak! Gaun seharga puluhan juta rupiah itu jauh dari jangkauan kemampuan keuangannya. Pengemis itu kemudian berlalu begitu saja, tetapi dengan kepala tegak karena ia telah diperlakukan sebagai layaknya seorang manusia. Biasanya ia dipandang sebelah mata. Tapi hari itu, ada seorang pelayan toko yang melayaninya, menganggapnya seperti orang penting, dan yang mau mendengarkan permintaannya.

Tetapi mengapa pelayan toko itu mau repot-repot melayaninya? Bukankah kedatangan pengemis itu membuang-buang waktu dan memakan biaya bagi toko itu karena harus mengirim gaun-gaun yang sudah dicoba itu ke Laundry agar dicuci bersih supaya kembali tampak indah dan tidak bau. Pertanyaan ini juga mengganggu sang hamba Tuhan yang memperhatikan apa yang terjadi di counter itu.

Kemudian hamba Tuhan ini bertanya kepada pelayan toko itu setelah ia selesai melayani tamu "istimewa"-nya. "Mengapa anda membiarkan pengemis itu mencoba gaun-gaun indah ini?" "Oh, sudah menjadi tugas saya untuk melayani dan berlaku ramah."

"Tetapi, anda 'kan tahu bahwa pengemis itu tidak mungkin sanggup membeli gaun-gaun mahal ini?"

"Maaf, soal itu bukan urusan saya. Saya tidak dalam posisi untuk menilai atau menghakimi para pelanggan saya. Tugas saya adalah untuk melayani dan berbuat baik."

Hamba Tuhan ini tersentak kaget. Di jaman yang penuh keduniawian ini ternyata masih ada orang-orang yang tugasnya adalah melayani dan berbuat baik, tanpa perlu menghakimi orang lain. Hamba Tuhan ini akhirnya memutuskan untuk membawakan khotbah pada Hari Minggu berikutnya dengan thema "Injil Menurut Toko Serba Ada". Khotbah ini menyentuh banyak orang, dan kemudian diberitakan di halaman-halaman surat kabar di kota itu. Berita itu menggugah banyak orang sehingga mereka juga ingin dilayani di toko yang eksklusif itu.

Pengemis wanita itu tidak membeli apa-apa, tidak memberi keuntungan apa-apa. Namun akibat perlakuan istimewa toko itu kepadanya, hasil penjualan toko itu meningkat drastis, sehingga pada bulan itu keuntungan naik 48 %.

(sumber : ketawa.com)

kiriman dari: Benny Lo
Dipostkan OLEH GRUP: Success Spirit Community


All the best,
BENNY LO
Author Success Spirit
Creator Success Spirit Community
Inspirator, Trainer & Speaker

Selamat hari Natal & Selamat tahun Baru 2010.



Baca selengkapnya...

22 Desember 2009

Kisah nyata di hari ibu

Kisah Nyata!

Sore itu saat aku pulang dg mengendarai sepeda motor klasikku.. aku disuguhkan suatu drama kecil yg sgt menarik, seorang anak kecil berumur 11 th dg sgt sigapnya menyalip di sela2 kepadatan kendaraan di sebuah lampu merah perempatan jalan di Pontianak. Dg membawa bungkusan yg ckp byk diayunkannya sepeda berwarna biru muda, sambil membagikan bungkusan tersebut, ia menyapa akrab setiap orang, dari Tukang Koran, Penyapu jalan, Tuna Wisma, sampai Pak Polisi…Oh My ChrisT.. Pemandangan itu membuatku tertarik! Pikiranku lgsg melayang membayangkan apa yg diberikan Si anak kecil tsb dg bungkusannya, apakah dia berjualan?
Kalau dia berjualan apa mungkin seorang tuna wisma mjd langganan tetapnya atau…??

Untuk membunuh rasa penasaranku.. 4ku pun membuntuti Si anak kecil tsb sampai di seberang jalan.. setelah itu aku lgsg menyapa anak tsb tuk aku ajak ber-bincang2 d.

“Dik.. boleh ko2 bertanya?”

“Silakan Kak.”

“Kalau boleh tahu yg barusan adik bagikan ke tukang Koran, tukang sapu, peminta-minta bahkan Pak Polisi, itu apa?”

“Oh… itu bungkusan nasi dan sedikit lauk Kak, memang kenapa Kak?”

Dg sedikit heran, sambil ia balik bertanya, “Oh…tidak.”

“Hatiku berkata Hebat Benar anak ini!
Kakak cuma tertarik cara kamu membagikan bungkusan itu, kelihatan kamu sdh lama kenal dg mereka?”

Lalu, adik kecil itu mulai bercerita, “Dulu, aku dan ibuku sama seperti mereka hny seorang tuna wisma, setiap hari bekerja hny mengharapkan belaskasihan byk org, dan seperti Kakak ketahui hidup di Pontianak begitu sulit bagiku, sampai kami sering tdk makan, waktu siang hari kami kepanasan n waktu malam hari kami kedinginan ditambah lagi pd musim hujan kami srg kehujanan, apabila kami mengingat waktu dulu, kami sangat2 sedih, namun setlah ibuku membuka warung nasi, kehidupan keluarga kami mulai membaik. Maka dari itu, Ibu selalu mengingatkanku, bahwa msh byk org yg susah seperti kita dulu, jadi kalau saat ini kita diberi rejeki yg cukup, kenapa kita tdk dapat berbagi kepada mereka?”

Yang ibuku slalu katakan, “HidupMu hrslah Berarti buat Banyak Orang”
karena pada saat kita kembali kpd Sang Pencipta tdk ada yg kita bawa..
Hny satu yg kita bawa yaitu kasih kpd sesama serta amal n perbuatan baik kita..
kalau hari ini kita bisa mengamalkan sesuatu yang baik buat banyak orang, kenapa kita harus tunda..

Karena menurut ibuku umur manusia terlalu singkat, hari ini kita memiliki segalanya, namun 1 jam kemudian ato esok kita dipanggil Sang Pencipta, “Apa yg kita bawa?”

Kata2 adik kecil ini sgt menusuk hatiku n hari itu 4ku belajar bukan dr sosok2 Motivator yg diagungkan masyarakat kita yg kata2nya slalu dibenarkan !
Aku lebih menghargai Adik Kecil Mantan Tuna wisma ini drpd semua Motivator kita..saat itu juga aku merasa lebih bodoh dari anak kecil ini, aku malu n sgt malu. “Ya Tuhan, Ampuni aku, ternyata kekayaan, kehebatan dan jabatan tidak mengantarku kepadaMu. Hanya kasih yang sempurna serta iman dan pengaharapan kepada-Mulah yang dapat mengiringku masuk ke surga.

Terimah kasih 4dik kecil Sang Motivator Hidupku!
Membagi n Trus Membagi Tanpa Pamrih!

Kamu adlh malaikatku yg menyadarkan 4ku dari Tidur nyenyakku…


Oleh: Christ BoomBangz


Baca selengkapnya...

19 Desember 2009

Renungan Natal: Boneka untuk adikku


* Hari terakhir sebelum Natal , aku terburu-buru ke supermarket untuk membeli hadiah2 yang semula tidak direncanakan untuk dibeli. Ketika melihat orang banyak, aku mulai mengeluh: “Ini akan makan waktu selamanya, sedang masih banyak tempat yang harus kutuju” ” Natal benar2
semakin menjengkelkan dari tahun ke tahun. Kuharap aku bisa berbaring, tidur, dan hanya terjaga setelahnya” Walau demikian, aku tetap berjalan menuju bagian mainan, dan di sana aku mulai mengutuki harga-harga, berpikir apakah sesudahnya semua anak akan sungguh-sungguh bermain dengan mainan yang mahal.

* Saat sedang mencari-cari, aku melihat seorang anak laki2 berusia sekitar 5 tahun, memeluk sebuah boneka. Ia terus membelai rambut boneka itu dan terlihat sangat sedih. Aku bertanya-tanya untuk siapa boneka itu. Anak itu mendekati seorang perempuan tua di dekatnya: ‘Nenek, apakah engkau yakin aku tidak punya cukup uang?’ Perempuan tua itu menjawab: ‘Kau tahu bahwa kau tidak punya cukup uang untuk membeli boneka ini, sayang.’ Kemudian Perempuan itu meminta anak itu menunggu di sana sekitar 5 menit sementara ia berkeliling ke tempat lain. Perempuan itu pergi dengan cepat. Anak laki2 itu masih menggenggam boneka itu di tangannya.

* Akhirnya, aku mendekati anak itu dan bertanya kepada siapa dia ingin memberikan boneka itu.’Ini adalah boneka yang paling disayangi adik perempuanku dan dia sangat menginginkannya pada Natal ini. Ia yakin Santa Claus akan membawa boneka ini untuknya’ Aku menjawab mungkin Santa Claus akan membawa boneka untuk adiknya, dan supaya ia jangan khawatir. Tapi anak laki2 itu menjawab dengan sedih ‘Tidak, Santa Claus tidak dapat membawa boneka ini ke tempat dimana adikku berada saat ini. Aku harus memberikan boneka ini kepada mama sehingga mama dapat memberikan kepadanya ketika mama sampai di sana .’ Mata anak laki2 itu begitu sedih ketika mengatakan ini ‘Adikku sudah pergi kepada Tuhan. Papa berkata bahwa mama juga segera pergi menghadap Tuhan, maka kukira mama dapat membawa boneka ini untuk diberikan kepada adikku.’ Jantungku seakan terhenti.

* Anak laki2 itu memandangku dan berkata: ‘Aku minta papa untuk memberitahu mama agar tidak pergi dulu. Aku meminta papa untuk menunggu hingga aku pulang dari supermarket. ‘ Kemudian ia menunjukkan fotonya yang sedang tertawa. Kamudian ia berkata: ‘Aku juga ingin mama membawa foto ini supaya tidak lupa padaku. Aku cinta mama dan kuharap ia tidak meninggalkan aku tapi papa berkata mama harus pergi bersama adikku.’ Kemudian ia memandang dengan sedih ke boneka itu dengan diam.

* Aku meraih dompetku dengan cepat dan mengambil beberapa catatan dan berkata kepada anak itu. ‘Bagaimana jika kita periksa lagi, kalau2 uangmu cukup?’ ‘Ok’ katanya. ‘Kuharap punyaku cukup.’ Kutambahkan uangku pada uangnya tanpa setahunya dan kami mulai menghitung. Ternyata cukup untuk boneka itu, dan malah sisa. Anak itu berseru: ‘Terima Kasih Tuhan karena memberiku cukup uang’ Kemudian ia memandangku dan menambahkan: ‘Kemarin sebelum tidur aku memohon kepada Tuhan untuk memastikan bahwa aku memiliki cukup uang untuk membeli boneka ini sehingga mama bisa memberikannya kepada adikku. DIA mendengarkan aku. Aku juga ingin uangku cukup untuk membeli mawar putih buat mama, tapi aku tidak berani memohon terlalu banyak kepada Tuhan. Tapi DIA memberiku cukup untuk membeli boneka dan mawar putih.’ ‘Kau tahu, mamaku suka mawar putih’
* Beberapa menit kemudian, neneknya kembali dan aku berlalu dengan keretaku. Kuselesaikan belanjaku dengan suasana hati yang sepenuhnya berbeda dari saat memulainya. Aku tidak dapat menghapus anak itu dari pikiranku. Kemudian aku ingat artikel di koran lokal 2 hari yang lalu, yang menyatakan seorang pria mengendarai truk dalam kondisi mabuk dan menghantam sebuah mobil yang berisi seorang wanita muda dan seorang gadis kecil. Gadis kecil itu meninggal seketika, dan ibunya dalam kondisi kritis. Keluarganya harus memutuskan apakah harus mencabut alat penunjang kehidupan, karena wanita itu tidak akan mampu keluar dari kondisi koma. Apakah mereka keluarga dari anak laki2 ini?

* 2 hari setelah pertemuan dengan anak kecil itu, kubaca di koran bahwa wanita muda itu meninggal dunia. Aku tak dapat menghentikan diriku dan pergi membeli seikat mawar putih dan kemudian pergi ke rumah duka tempat jenasah dari wanita muda itu diperlihatkan kepada orang2 untuk memberikan penghormatan terakhir sebelum penguburan. Wanita itu di sana , dalam peti matinya, menggenggam setangkai mawar putih yang cantik dengan foto anak laki2 dan boneka itu ditempatkan di atas dadanya. Kutinggalkan tempat itu dengan menangis, merasa hidupku telah berubah selamanya. Cinta yang dimiliki anak laki2 itu kepada ibu dan adiknya, sampai saat ini masih sulit untuk dibayangkan. Dalam sekejap mata, seorang pria mabuk mengambil semuanya dari anak itu.
Pesan Moral :

- Jangan Mabuk atau Anda akan mudah melakukan hal-hal yang bodoh.

- ikhlas dan relakan kepergian orang-orang yang kita cintai.

- Tuhan bekerja melalui apa saja, termasuk seorang wanita yang perhatian pada anak kecil itu.

- Doa yang tulus membawa keajaiban, seperti yang dilakukan anak kecil itu.

- Perpisahan tidak pernah terjadi, walau mati, hanya tubuh fisik kita yang rusak.

sumber : kapanlagi.com


Baca selengkapnya...

Curhat q....

Hello apa kabar pengunjung setia blog q...sudah lama ya aq ga posting ke blog q...yeah gimana lagi...di kos belum ada kompi ato apapun yang menunjang buat isi blog q..hehehehehe....Yeah karena ini uda libur jadi aq mencoba kembali memposting blog q ini...^
Yeah ini baru awal liburan q, harusnya orang kalau sudah libur, kan santai, tenang, seneng-seneng, tapi kayaknya itu ga berlaku ma aq deh. Haha...jadi gini neh kalo masalah belom kelar....hehehehehehe....bukannya seneng malah pusing...ahahahahahaha. Apa mungkin aq belum waktunya berbisnis ya?Padahal ada orang yang ngomong kalo belajar bisnis tuh harus sedini mungkin...apa umur 17 tahun itu belum cukup ya??? apa aq masih terlalu polos dalam berbisnis...sehingga mudah tertipu????yeah mungkin ini hanya sekedar curhat aq...aq sendiri bingung kenapa ini bisa terjadi, dikhianati orang yang sudah aq percayai bahkan sampai 2x?Apakah aq yang salah???Kalau sudah begini bagaimana caraku untuk lebih mempercayai orang lain?


Baca selengkapnya...