22 Desember 2009

Kisah nyata di hari ibu

Kisah Nyata!

Sore itu saat aku pulang dg mengendarai sepeda motor klasikku.. aku disuguhkan suatu drama kecil yg sgt menarik, seorang anak kecil berumur 11 th dg sgt sigapnya menyalip di sela2 kepadatan kendaraan di sebuah lampu merah perempatan jalan di Pontianak. Dg membawa bungkusan yg ckp byk diayunkannya sepeda berwarna biru muda, sambil membagikan bungkusan tersebut, ia menyapa akrab setiap orang, dari Tukang Koran, Penyapu jalan, Tuna Wisma, sampai Pak Polisi…Oh My ChrisT.. Pemandangan itu membuatku tertarik! Pikiranku lgsg melayang membayangkan apa yg diberikan Si anak kecil tsb dg bungkusannya, apakah dia berjualan?
Kalau dia berjualan apa mungkin seorang tuna wisma mjd langganan tetapnya atau…??

Untuk membunuh rasa penasaranku.. 4ku pun membuntuti Si anak kecil tsb sampai di seberang jalan.. setelah itu aku lgsg menyapa anak tsb tuk aku ajak ber-bincang2 d.

“Dik.. boleh ko2 bertanya?”

“Silakan Kak.”

“Kalau boleh tahu yg barusan adik bagikan ke tukang Koran, tukang sapu, peminta-minta bahkan Pak Polisi, itu apa?”

“Oh… itu bungkusan nasi dan sedikit lauk Kak, memang kenapa Kak?”

Dg sedikit heran, sambil ia balik bertanya, “Oh…tidak.”

“Hatiku berkata Hebat Benar anak ini!
Kakak cuma tertarik cara kamu membagikan bungkusan itu, kelihatan kamu sdh lama kenal dg mereka?”

Lalu, adik kecil itu mulai bercerita, “Dulu, aku dan ibuku sama seperti mereka hny seorang tuna wisma, setiap hari bekerja hny mengharapkan belaskasihan byk org, dan seperti Kakak ketahui hidup di Pontianak begitu sulit bagiku, sampai kami sering tdk makan, waktu siang hari kami kepanasan n waktu malam hari kami kedinginan ditambah lagi pd musim hujan kami srg kehujanan, apabila kami mengingat waktu dulu, kami sangat2 sedih, namun setlah ibuku membuka warung nasi, kehidupan keluarga kami mulai membaik. Maka dari itu, Ibu selalu mengingatkanku, bahwa msh byk org yg susah seperti kita dulu, jadi kalau saat ini kita diberi rejeki yg cukup, kenapa kita tdk dapat berbagi kepada mereka?”

Yang ibuku slalu katakan, “HidupMu hrslah Berarti buat Banyak Orang”
karena pada saat kita kembali kpd Sang Pencipta tdk ada yg kita bawa..
Hny satu yg kita bawa yaitu kasih kpd sesama serta amal n perbuatan baik kita..
kalau hari ini kita bisa mengamalkan sesuatu yang baik buat banyak orang, kenapa kita harus tunda..

Karena menurut ibuku umur manusia terlalu singkat, hari ini kita memiliki segalanya, namun 1 jam kemudian ato esok kita dipanggil Sang Pencipta, “Apa yg kita bawa?”

Kata2 adik kecil ini sgt menusuk hatiku n hari itu 4ku belajar bukan dr sosok2 Motivator yg diagungkan masyarakat kita yg kata2nya slalu dibenarkan !
Aku lebih menghargai Adik Kecil Mantan Tuna wisma ini drpd semua Motivator kita..saat itu juga aku merasa lebih bodoh dari anak kecil ini, aku malu n sgt malu. “Ya Tuhan, Ampuni aku, ternyata kekayaan, kehebatan dan jabatan tidak mengantarku kepadaMu. Hanya kasih yang sempurna serta iman dan pengaharapan kepada-Mulah yang dapat mengiringku masuk ke surga.

Terimah kasih 4dik kecil Sang Motivator Hidupku!
Membagi n Trus Membagi Tanpa Pamrih!

Kamu adlh malaikatku yg menyadarkan 4ku dari Tidur nyenyakku…


Oleh: Christ BoomBangz

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Posting Komentar